Kapolda Jateng Ungkap Sukses Polisi Kawal Kampung Siaga di Webinar IKA UINSA

IKA UINSA menggelar webinar bertema ‘Penguatan NKRI Di Tengah Pandemi’.

iniSURABAYA.com – Untuk menguatkan NKRI di masa pandemi Covid-19, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah sukses mengawal Kampung Siaga (Kasi) di beberapa wilayah.

Keberhasilan tersebut membuat konsep Kasi ini kemudian dicontoh daerah lain untuk merekatkan persatuan bangsa.

Bacaan Lainnya

Tampil dalam seminar nasional daring (webinar) yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (IKA-UINSA), Jumat (5/6/2020), Irjen Pol Ahmad Luthfi SH SST MK, Kapolda Jawa Tengah memaparkan, Kampung Siaga ini merupakan kampung bentukan kolaborasi pemerintah bersama warga dengan pengawalan kepolisian.

Menurut pria yang akrab disapa Luthfi ini, Kasi menerapkan protokol Covid 19. “Warga dengan kesadarannya menggunakan masker, membiasakan cuci tangan menggunakan sabun dan menjaga hubungan di masyarakat supaya tetap kondusif,” katanya.

Polda Jateng mengerahkan 10.300 personil dari total jumlah polisi 33.000 personil. Dari sisi keamanan, katanya, Polda Jateng juga terus memantau setiap perkembangan situasi dan kebijakan pemerintah.

Irjen Pol Ahmad Luthfi SH SST MK, Kapolda Jawa Tengah

Narapidana Pulang
Sebelum mengakhiri materinya, Kapolda menyampaikan bahwa banyak orang salah paham tentang banyaknya narapidana yang dipulangkan.

“Pembebasan narapidana asimilasi itu keputusan Kemenkumham, bukan kepolisian, dengan pertimbangan pandemi Covid-19. Alhamdulillah di Jateng tetap aman dan tidak ada kejadian menonjol. Kami terus pantau melalui Babinsa,” tegasnya.

Sementara soal pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Bantuan Sosial Tunai (BST) telah ditemukan beberapa kejadian, namun tetap bisa dikendalikan.

“BLT itu maksudnya untuk menggerakkan roda perekonomian, supaya ada perputaran transaksi selama tiga bulan. Kesalahannya, justru dipakai membeli baju Lebaran oleh penerimanya,” tandasnya.

Bukan hanya itu, Polda Jateng juga menemukan adanya pelanggaran di lapangan. “Ada mark up dan ada pak lurah yang mendata keluarganya supaya dapat BLT,” tambah Luthfi yang juga alumni Fakultas Dakwah UINSA Surabaya.

Imunitas Nasional
Sementara Prof Dr M Nur Yasin SH MAg yang tampil sebagai narasumber kedua menyampaikan bahwa masa pandemi Covid-19 berakibat menurunnya imunitas nasional.

Kondisi ini ditandai dengan ‘social shock’ di kelas masyarakat bawah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa peristiwa akhir-akhir ini seperti menurunnya koordinasi politik dengan adanya pembatalan kegiatan haji dan pelepasan narapidana asimilasi merupakan bukti adanya sosial shock.

“Pandemi Covid-19 juga memunculkan persepsi negara gagal dan hilangnya kemaslahatan,” ujar Nur Yasin.

Menurut Alumni Syariah UINSA tersebut negara gagal bisa ditandai dengan, hilangnya kontrol wilayah sendiri. Misal, Papua Lockdown sendiri. Monopoli pengerahan pasukan TNI-Polri akibat pemerintah daerah kewalahan.

Tergerusnya kewenangan yang sah dengan main hakim sendiri. Tidak mampu melayani publik. Dibuktikan adanya sopir melakukan boikot. Tidak mampu berinteraksi pada negara lain.

Pemerintah pusat tidak bisa mengendalikan pemerintah daerah. Korupsi meluas. Pengungsi tak terkendali dan memburuknya ekonomi secara tajam. “Saya tidak pingin NKRI chaos. Saya pingin NKRI harus kuat,” kata Yasin.

Seminar bertema, ‘Penguatan NKRI Di Tengah Pandemi’ yang dipandu Choliq Baya, wartawan senior Jawa Pos itu semakin semarak karena diikuti alumni UINSA dari beberapa provinsi diantaranya Jawa Timur dan Kalimantan. dit

Pos terkait