

iniSURABAYA.com – Crown Group bakal meluncurkan pengembangan hunian perdananya Melbourne yang diberi nama ‘Artis’ bulan depan.
Menara hunian mewah di kawasan Southbank yang bergengsi ini merupakan bagian dari rencana Crown Group untuk menciptakan pipeline pengembangan senilai Rp 30 triiun di Melbourne.
Menurut Robert Papaleo, Direktur Colliers, International Residential Melbourne, ‘Artis’ yang berbatasan dengan kawasan seni dan kawasan St Kilda Road menawarkan kehidupan utama di pinggiran kota dengan akses ke Royal Botanic Gardens dan beberapa sekolah top di Melbourne.
“Peremajaan kawasan Southbank terus berlanjut dengan transformasi daerah tepi sungai dan jalan-jalan utama agar sesuai dengan daya tarik jalan raya St Kilda Road yang terkenal,” katanya.
Papaleo menambahkan, lokasi ini akan ditingkatkan lagi dengan dibukanya Stasiun Metro Anzac baru pada tahun 2025, sekitar 600 meter dari lokasi, dekat sudut Park Street dan St Kilda Road.
Dia mengatakan pasar apartemen kontemporer Melbourne telah menikmati kelahiran kembali melalui beberapa proyek di sekitar kawasan Southbank sejak 30 tahun yang lalu dan sekarang terus berkembang seiring dengan peningkatan status Melbourne sebagai kota global.
“Artis akan berada di garis depan generasi berikutnya dari kebutuhan akan apartemen canggih di Melbourne,” ungkapnya.
Robert Papaleo mengatakan Artis diluncurkan pada saat pasokan apartemen baru di Melbourne berkurang. “Pertengahan 2010-an terjadi gelombang yang belum pernah terjadi sebelumnya dari apartemen baru yang dibangun di seluruh Melbourne, didukung oleh tingkat permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Papaleo meyakini ini mendukung pasar apartemen yang kuat secara fundamental.
“Outlook saat ini adalah penyelesaian apartemen baru turun drastis pasca tahun 2022 sehingga pembeli apartemen di lokasi pinggiran kota seperti Southbank menghadapi pilihan terbatas,” imbuhnya.
Desain – Art in Motion
Sementara arsitek Koichi Takada mengatakan, kawasan seni Melbourne sangat penting bagi kota sehingga secara alami mempengaruhi desain bangunan tersebut.
“Saat kami mulai mendesain, kami memikirkan tentang hubungan antara seni dan bentuk, dengan kata lain seni dan arsitektur. Dan tentu saja, seni dan arsitektur itu berlawanan, yang satu memiliki fungsi, yang lain tidak memiliki fungsi yang ditentukan,” katanya.
“Jadi, kami datang dengan konsep art in motion. Dan motion atau gerak bukanlah sesuatu yang biasanya kami kaitkan dengan arsitektur. Karenanya, ini menciptakan rasa ketegangan antara seni dan arsitektur -kontras dengan upaya memanusiakan bangunan bertingkat tinggi dalam konteks perkotaan,” bebernya.
Koichi Takada mengatakan dia terinspirasi oleh gambar dalam seni yang akhirnya memunculkan desain yang memiliki dua menara putih melengkung yang mencolok dikelilingi oleh ‘pita’ putih yang berliku-liku.
“Pita tersebut akan membentuk pola indah yang berkilau putih, memantulkan cahaya, menciptakan kanvas yang selalu berubah dan menjadi mercusuar bagi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya.
Lantai yang lebih rendah dan ruang seni komunitas juga membantu memanusiakan bangunan. “Dalam hal perkembangan perkotaan, ada banyak ruang di dalamnya yang membuat Anda bisa menemukan perasaan melarikan diri,” ujarnya.
Dan inilah yang dilakukan Crown Group dengan sangat baik. Dengan tempat tinggal bergaya resor dan fasilitas umum seperti teras taman di puncak gedung, ruang serba guna, ruang bermain anak-anak, dan gym.
“Dalam hal ini, ini adalah bangunan khas Crown Group,” cetusnya. wid