Bahas Perubahan Ekosistem Digital, Para Praktisi Media Beri Ulasan Begini di Google for Media #5


(kiri-kanan) Ari Fadyl, Sylvia Alexandra Sudradjat, Arief Rizqi Masardi, Sundjoyo Sukowijoyo.

iniSURABAYA.com – Direct buying memang masih menjadi pilar utama media. Setidaknya hal itu diakui manajemen IDN Media.

“Namun peningkatan pada programmatic terus terjadi. Ini karena para pengiklan semakin mengerti dan target audiensnya juga semakin objektif sehingga peran programmatic semakin dibutuhkan,” tegas Sylvia Alexandra Sudradjat, Head of Business Development, IDN Media.

Bacaan Lainnya

Pernyataan tersebut terungkap dalam webinar ke-lima Google for Media yang diselenggarakan, Selasa (15/12/2020). Diskusi virtual bertema ‘Alternative Monetization Models and The Changing Digital Ecosystem’ ini sekaligus terakhir di tahun 2020.

Asumsi yang turut menjadi pembicara menyampaikan paparannya mengenai ‘Crowdfunding news in Indonesia’.

“Sejak awal tahun 2020 kami di Asumsi sudah mencoba model crowdfunding, dengan membuat platform bernama YourMedia,” tegas Pangeran Siahaan, founder dan CEO Asumsi.

Menurut Pangeran Siahaan, Asumsi merasa bisa membuat audience yang paling banyak ini adanya di YouTube untuk berkontribusi secara finansial kepada pembuatan atau produksi dari video Asumsi.

“Kalau orang suka saat mereka menonton, mereka bisa berkontribusi paling kecil Rp 10.000 untuk berandil kepada pembuatan video kami. Sejauh ini receptionnya sangat menggembirakan, karena ada yang mencapai jutaan views per video,” tuturnya.

Sementara Ari Fadyl, Strategic Partner Leader, Online Partnerships Group, Google APAC, menjelaskan tentang transisi pembelanjaan iklan ke dunia programmatic.

“Programmatic merupakan sebuah solusi bagi industri periklanan untuk mengefisiensi dan memodernisasi proses pembelanjaan iklan untuk sehingga dapat mengimbangi pesatnya pertumbuhan media digital,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu hadir pula tiga pembicara yang menjelaskan tentang pengalaman mereka dalam memanfaatkan programmatic. “Dari data yang kami miliki, pada tahun 2020 terdapat meningkatkan permintaan sebanyak tiga kali dari pengiklan terkait segmentasi audiens,” ungkap Arief Rizqi Masardi, Head of Ads Operations, detiknetwork.

Arief menambahkan pula bahwa pihaknya mencatat ada 10 kali peningkatan terkait brand safety sebuah iklan terhadap konten-konten yang ada di detiknetwork.

Jason Tedjasukmana dan Pangeran Siahaan.

“Yang paling luar biasa, kami juga menemukan bahwa pengiklan semakin sadar terhadap viewability rate pada display dan completion rate pada video, dimana peningkatan permintaan ini mencapai empat kali,” cetusnya.

Sundjoyo Sukowijoyo, VP Sales Operation, emtek digital, juga menyatakan, “Pengiklan tentu ingin iklannya dilihat oleh audiens yang tepat dengan kategori tertentu, bukan oleh semua audiens. Kami menyadari pentingnya first-party audience, sehingga kami mencoba untuk mengumpulkan semua data yang ada, mulai dari Vidio, Bukalapak, KLY, dan semua aset yang kami miliki, untuk bisa diolah dan mengintisarikan audiens yang ada dalam emtek digital.”

“Selain penentuan teknologi yang digunakan dalam periklanan, yang penting juga adalah penerbit berita harus terus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas kontennya,” pungkasnya. wid

Pos terkait