Permintaan Kebutuhan Energi Kian Tinggi, Sekam Padi pun Dimanfaatkan Jadi Penghasil Energi Listrik

0
988
Prototipe alat penghasil energi listrik dari sekam padi buatan Tim Antasena ITS yang berhasil meraih Gold Medal pada I2ASPO.

iniSURABAYA.com – Permintaan kebutuhan energi di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Namun, kebanyakan sumber energi di Indonesia masih memanfaatkan energi fosil yang tidak terbarukan.

Karena itu, Tim Antasena dari ITS mencoba memanfaatkan energi terbarukan berupa sekam padi untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, khususnya energi listrik.

Tim beranggota lima orang ini berhasil membuat Antasena Biohidrogen Electric Generator yang digunakan untuk memproduksi gas hidrogen dengan fermentasi biomassa.

Ibrahim Fatahillah Hizbul Islam, ketua tim tersebut mengatakan, biomassa yang digunakan berasal dari sekam padi. Sekam padi dipilih lantaran Indonesia adalah negara agraris dengan produksi padi melimpah, dan tentunya menghasilkan sekam padi yang juga melimpah.

“Karena itu, kami memanfaatkan peluang yang ada untuk menjadikan sumber energi terbarukan,” kata mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi 2018 yang akrab disapa Fatah ini.

Menurut Fatah, sekam padi pada awalnya diolah menggunakan NaOH guna mendegradasi lignin dan alat penggiling guna memperluas permukaan kontak pada sekam padi. Kemudian sekam padi dihidrolisis menggunakan dua mikroorganisme yaitu Trichoderma reesei dan Aspergillus niger.

Tim Antasena ITS saat mempresentasikan inovasi buatannya pada gelaran Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO).

“Ini berguna untuk mengonversi kandungan selulosa pada sekam padi agar menjadi glukosa,” imbuhnya.

Fatah melanjutkan, sekam padi hasil pengolahan awal tersebut difermentasikan menggunakan bakteri anaerob yaitu Clostridium Butyricum. Bakteri tersebut dipilih karena memiliki kemampuan untuk memproduksi hidrogen.

“Gas hidrogen ini kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan fuel cell,” katanya.

Alumnus SMA Negeri 12 Surabaya ini memaparkan bahwa alat tersebut dibuat guna menjawab permintaan energi di Indonesia yang akan melejit beberapa tahun lagi. Mereka memprediksi sekitar 29 persen penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terjadi pada tahun 2050.

“Berdasarkan angka tersebut, sudah seharusnya Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan,” ungkapnya mengingatkan.

Fatah melanjutkan bahwa Antasena Biohidrogen Electric Generator ini juga dapat menjadi sebuah investasi yang akan menguntungkan dari segi ekonomi.

Berdasarkan analisa yang mereka lakukan, alat ini memiliki nilai pendapatan yang sama besar dengan modal yang dikeluarkan. “Hal ini membuat tidak adanya kerugian atau keuntungan selama dua tahun, sembilan bulan, 20 hari dalam penggunaannya,” ujarnya.

Fatah menegaskan, gas hidrogen yang dapat dihasilkan Antasena Biohidrogen Electric Generator mencapai 5,72 liter setiap jam. Gas hidrogen itu dapat dikonversikan ke energi listrik dengan fuel cell.

Berdasarkan hal tersebut, alat ini diasumsikan dapat memenuhi kebutuhan listrik dari 16 rumah dengan kapasitas listrik setiap rumah 500 Watt. “Masyarakat menjadi lebih untung sebesar 87 persen dibanding menggunakan listrik biasa,” tuturnya.

Melalui karyanya tersebut, Tim Antasena ITS juga berhasil meraih Gold Medal dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) pada Desember lalu.

Tim yang dipimpin Fatahillah ini beranggotakan Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material dan Metalurgi 2018), Mikael S K Raditya Dwiatmaka (Teknik Kimia 2019), Muhammad Wildan Abyan (Teknik Material dan Metalurgi 2019), dan Deden Eko Wiyono (Teknik Kimia Industri 2019).

Dengan manfaat-manfaat yang dihadirkan dalam menjawab permasalahan energi di Indonesia pada masa mendatang, membuat karya dari tim ini dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut.

Fatah berharap Tim Antasena ITS dapat terus membuat inovasi-inovasi yang bisa membantu permasalahan masyarakat. Selain itu, dia juga berharap alat buatan timnya ini dapat diproduksi agar tujuan dari alat tersebut bisa direalisasikan ke masyarakat.

“Dengan begitu, kami dapat membantu masyarakat dalam menghemat penggunaan energi listrik,” urainya penuh harap. ana

Comments are closed.