iniSURABAYA.com | MALANG – Usai meninjau kondisi korban tragedi Stadion Kanjuruhan di RSUD Kanjuruhan dan RSSA Malang, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur takziah ke rumah korban meninggal.
Yang dikunjungi Khofifah adalah rumah pasangan suami istri asal Kelurahan Bareng, Malang, dan seorang mahasiswa. Tak hanya takziah, wanita asal Lamongan ini menyerahkan santunan kepada kedua keluarga ahli waris korban.
Mereka adalah M Yulianton dan Devi Ratna Sari yang beralamat di Jl Bareng Raya II/i no 14 RT 1 RW 8 Kel Bareng, Malang. Keduanya meninggalkan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang duduk di bangku kelas 5 SD bernama Alviansyah.
Masih di kawasan Bareng Kota Malang, Gubernur Khofifah juga melalukan takziah ke salah satu korban meninggal lainnya yakni, Angger Aditya Permana (19) yang tinggal tak jauh dari rumah almarhum keluarga M Yulianton dan istri.
Sebagai bentuk bagian dari empati terhadap keluarga korban, Khofifah juga memberikan dana santunan berupa uang untuk ahli waris keluarga yang meninggal dunia masing-masing senilai Rp 10 juta.
Ketua Umum Muslimat NU tersebut mencoba memberikan semangat dan doa anak korban yang ditinggalkan. “Besok kalau besar, cita-citanya jadi apa?,” tanya Khofifah.
“Jadi Polisi Bu,” jawab spontan Alviansyah.
Kepada Alviansyah, gubernur wanita pertama di Jatim ini memberikan semangat agar terus belajar dan rajin melakukan ibadah salat. Tak lupa, dirinya juga meminta kepada masyarakat untuk memberikan doa bagi penguatan anak almarhum yang ditinggalkan.
“Harus belajar yang baik, jangan lupa sholat doakan bapak-ibu ya nak,” pesannya.
Tangani Hingga Tuntas
Sementara itu Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang PMK menyampaikan bahwa saat ini yang menjadi fokus utama adalah penangan korban selamat. Dia berjanji akan menangani peristiwa ini hingga tuntas.
“Sekarang ini fokus ke tahap darurat insiden dulu. Kita tangani dulu yang jadi korban, kita tuntaskan dulu,” kata Muhadjir di RSUD Kanjuruhan Malang.
Muhadjir mengimbau kepada bupati maupun walikota yang warganya menjadi korban insiden untuk memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Atas nama pemerintah dan secara pribadi, dia mengucapkan belasungkawa untuk mereka yang meninggal dan juga prihatin. Muhadjir menyesalkan terjadinya peristiwa ini terlebih terjadi saat Indonesia memulai kembali even-even sepakbola yang sempat terhenti akibat pandemi.
“Mudah-mudahan ini pelajaran bagi kita semua agar tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Informasi lain yang diperoleh iniSurabaya.com, dr Kohar Hari Santoso, Direktur Utama RSSA mengatakan bahwa banyak korban meninggal dunia karena berdesakan, terjatuh dan mengalami trauma kepala dan dada.
“Mereka terinjak, tertekan dadanya, terjatuh juga,” kata dr Kohar. yul