
iniSURABAYA.com – Tanjung Perak Jazz kembali menyapa penikmat musik Surabaya di North Quay Gapura Surya. Pentas akbar yang dijadwalkan digelar pada 8 Juni mendatang ini bakal menyajikan dua bintang tamu, yaitu penyanyi senior Ermy Kullit dan Stone Cold Killers, supergroup dari Bali.
Gelaran Tanjung Perak Jazz yang sudah masuk tahun ke-4 ini juga menampilkan kolaborasi musisi-musisi Kota Surabaya dan berbagai daerah lain, seperti Surabaya All Star, Fusion Jazz Community, Victor and Friends, Harun and Friends, CTWOSIX, The Skuy, Kartabaya, Anbiya Nawfal Ft Jazzversity, dan Winter Breeze.
Pentas musik yang disuguhkan oleh Surabaya Pahlawan Jazz (SPJ) ini dimeriahkan oleh Jazz Ngisorringin Semarang, Syifa and Friends Yogyakarta, Aditya Ong Quartet Solo, Kopi Jazz Kediri, Sshhibuea & Sshhocial Klabb Jakarta dan One Rythm Surabaya.
Ermy Kulit mengaku senang dapat terlibat untuk kali pertama dalam festival musik jazz bergengsi tersebut. Penyanyi yang baru merayakan ulang tahunnya yang ke-68 pada 13 Mei lalu ini menegaskan akan memuaskan rasa kangen penggemarnya melalui komposisi-komposisi hits.
‘Pasrah’ dan ‘Kasih’ menjadi dua dari lagu andalan yang sudah disiapkan untuk penampilannya nanti. “Sampai 50 tahun saya masih tetap aktif di panggung musik,” kata pemilik nama Ermy Maryam Nurjannah Kuliit ini.
Tanjung Perak Jazz 2023 yang bakal dimulai pukul 14.00 hingga 23.00 itu akan dibagi dalam dua area, yaitu indoor dan outdoor. Penonton bakal menyaksikan sajian musik sambil menikmati pemandangan indah saat matahari tenggelam di sisi pelabuhan.
Indah Kurnia, Ketua Surabaya Pahlawan Jazz, menyatakan, gelaran Tanjung Perak Jazz 2023 akan terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Kali ini kami akan lebih banyak melibatkan musisi dari berbagai daerah,” kata anggota Komisi XI DPR RI ini.
Menurut Indah, Tanjung Perak Jazz merupakan salah satu upaya mengembalikan Surabaya sebagai pusat musik Tanah Air. Tiny Cordex, Bubi Chen, Mariono adalah beberapa dari sekian musisi jazz legendaris asal Surabaya.
Indah menambahkan, dalam sejarah perkembangan musik di Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak dipercaya menjadi jalan masuknya musik jazz oleh musisi Eropa ke Indonesia.
“Karena itu, acara ini bukan milik SPJ lagi, tetapi milik orang Surabaya, musisi Surabaya wajib menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” tegasnya.
Dalam perjalanannya, Tanjung Perak Jazz telah menjadi magnet kuat baik bagi musisi maupun penikmat musik jazz sejak lahir pada empat tahun lalu. Bahkan, tetap eksis meskipun diterpa pandemi.
Wanita yang sempat aktif di dunia perbankan ini berharap seluruh masyarakat Surabaya berbondong-bondong datang untuk mengapresiasi sekaligus menikmati alunan jazz para musisi. wid