Polio menular melalui feses penderita, kemudian menyerang sistem saraf dan pernafasan. “Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan. Tetapi polio bisa dicegah dengan vaksin,” pesannya.
Ditemui di tempat yang sama, Normansyah Bagus Cakraningrat, Ketua Panitia World Polio Day di Jawa Timur menambahkan, kampanye dalam rangkaian peringatan World Polio Day itu gencar dilakukan sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya polio yang masih terus mengancam.
Diakui Norman, focus utama dari pengendalian polio ini sebetulnya di kawasan Timur Indonesia, terutama di sejumlah wilayah di Papua. “Kami baru saja melakukan gerakan ke pedalaman Papua Pegunungan selama dua minggu,” imbuhnya.
Aksi yang dilakukan relawan dari Rotary ini tidak mudah karena menghadapi banyak tantangan. “Kendala akses jalan Papua pegunungan yakni tidak ada aspal jalan sehingga perjalanan dari desa ke desa ditempuh dengan jalan kaki. Cuaca yang tidak menentu juga jadi tantangan tersendiri bagi kami,” urainya.
Kampanye World Polio Day di Taman Sejarah Kota Lama Surabaya itu diikuti sedikitnya 600 orang. Selain anggota Rotary dari berbagai daerah, seperti Malang, Batu, dan Sidoarjo, kegiatan dalam bentuk senam zumba dan teatrikal itu juga dihadiri anggota Rotary dari Bali.
“Dan tentu saja Surabaya sebagai tuan rumahnya,” kata Norman. ap