iniSURABAYA.com – “Saya mengetahui wayang dari pelajaran bahasa Jawa. Tetapi, belum pernah melihat langsung pertunjukannya.”
Ungkapan polos itu dilontarkan Keiko Maxine Sebastian kepada iniSurabaya.com, Sabtu (9/11/2024). Ditemui di tengah acara peringatan Hari Pahlawan dan Hari Sumpah Pemuda yang diadakan di sekolahnya, SMP Kr Anak Bangsa, murid kelas 8 ini mengaku sangat antusias saat mendapat tugas membuat wayang.
Yang dibuat Keiko dan teman-temannya memang bukan wayang tradisional seperti yang sering disajikan dalam pertunjukan wayang kulit. “Kami bikin wayang modern dari bahan kardus,” ungkap Keiko.
Tak hanya membuat wayang, tugas Keiko dan teman-temannya yang tergabung dalam satu tim adalah menampilkannya dalam sebuah cerita. “Wayang modern karya kami ada tokoh anak-anak dari berbagai suku, seperti Sunda, Batak, dan Jawa. Ceritanya tentang memahami keberagaman dalam perbedaan, jangan ada bully-bullyan,” urainya.
Senada dengan Keiko, Charl Daffin Yunanto yang duduk di bangku kelas 7 menyatakan tidak mudah membuat wayang. “Kami jadi memahami bikin wayang itu susah. Membuat (wayang) dari bahan kardus saja perlu waktu lebih dari seminggu. Apalagi yang tradisional dengan banyak tokoh pewayangan,” imbuhnya.
Peringatan Hari Pahlawan yang dirangkai dengan Hari Sumpah Pemuda di SMP Kr Anak Bangsa memang tidak biasa. Murid-murid kelas 7, 8, dan 9 diberi tugas membuat tokoh-tokoh wayang modern dan sekaligus menampilkannya di panggung dalam sebuah cerita.