iniSURABAYA.com – Masyarakat di era digital tentu tak asing dengan istilah FoMO atau fear of missing out. Tetapi, belakangan marak jadi bahasan anak muda kekinian, istilah JoMO.
Bahkan mereka mengaitkan JoMO ini dengan sebuah kesenangan lantaran bisa melewatkan suatu informasi atau pengalaman. Apa sebetulnya joy of missing out (JoMO), sehingga dianggap lebih baik dari FoMO? Kenapa pula JoMO diyakini akan jadi tren wisata 2025?
Dikutip dari hellosehat.com, JoMO adalah istilah yang merujuk pada tindakan untuk memilih tidak terlibat dalam kegiatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan media sosial atau sumber hiburan lainnya, termasuk aneka platform digital.
JoMO didefinisikan sebagai perasaan puas pada diri sendiri dan hal-hal yang disukai sehingga seseorang tidak merasa butuh mengetahui atau mengikuti hal-hal yang sedang ramai dibicarakan.
Secara tidak langsung, JoMO bisa membantu seseorang mengendalikan obsesi akan suatu hal, salah satunya adalah kecanduan bermain media sosial.