Dr Irwan Dwi Arianto MIk di sebuah forum seminar memapar penggunaan analisis komunikasi big data.
iniSURABAYA.com – “Ruang digital diawasi. Kediamanmu; ‘dikunjungi’. (bukan untuk Idulfitri).”
Pesan pendek ini ramai beredar di grup-grup WhatsApp di hari Lebaran. Di tengah euforia mudik, silaturahmi, dan berbagi maaf, muncul kembali kegelisahan lama: privasi yang terampas di era digital.
Titik hijau dan orange yang tiba-tiba muncul di layar HP, kamera yang menyala tanpa disadari, mikrofon yang diduga aktif saat kita diam, semua menjadi sumber kecurigaan.
Bahkan ada yang menyerukan untuk mematikan, mengganti nomor, atau membakar HP demi menyelamatkan diri dari pengawasan. Pertanyaannya: Apakah semua ini nyata? Atau hanya kecemasan musiman yang berulang?
Dr Irwan Dwi Arianto MIkom, founder Analisa Komunikasi Big Data (Asigta) yang juga pakar komunikasi dari Universitas UPN Veteran Jawa Timur memapar informasi penting berikut ini untuk pembaca iniSurabaya.com.
-
Transformasi Komunikasi Digital: Integrasikan Kajian Kritis dan Hasil Riset Analisis Komunikasi Big Data di Indonesia
1,934 iniSURABAYA.com – Dalam dunia yang semakin terkoneksi, transformasi komunikasi digital menjadi ... -
-
-
-
‘Radha Krishna’, Pengorbanan adalah Inti dari Cinta Sejati
3,758 iniSURABAYA.com – Setelah sebelumnya menayangkan ulang beberapa serial India, kini ANTV ... -
-
