Ingin Jadi Fashion Ilustrator? Simak Tips Mudah dari Desainer Geraldus Sugeng Ini

0
2733

Menggambar tubuh manusia secara proporsional perlu ketrampilan dan latihan serius.

iniSURABAYA – Profesi fashion illustration selama ini belum dapat apresiasi memadai dari masyarakat. Padahal, eksekusi terakhir dari sebuah proyek terciptanya busana ada di tangan fashion illustration.

Dan ternyata untuk menjadi fashion illustration juga tidak mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar seseorang benar-benar menguasai ‘tugas’nya sebagai seorang fashion ilustrasi, mulai dari menggambar hingga mewujudkannya jadi sebuah rancangan baju sesuai keinginan.

Untuk membuat gambar ini pun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui seorang fashion ilustrasi.

“Trik menggambar itu mulai dari tahapan proporsi, gerak siluet, menggambar lekukan bahan, dan pewarnaan,” kata Geraldus Sugeng, Sabtu (27/5).

Untuk membuat tubuh manusia yang proporsional sebagai langkah awal fashion ilustrasi ini rupanya tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang.

“Tidak gampang lo mewujudkan gambar sosok manusia yang bentuk badan, tangan, dan wajahnya bisa proporsional,” celetuk Sanet Sabintang.

Peserta Workshop Fashion Illustration serius mencermati arahan dari Enrico, salah seorang mentor di Workshop Fashion Illustration.

Desainer asal Banyuwangi yang sudah menggeluti dunia fashion sejak setahun silam ini mengaku masih mengalami kesulitan menggambar sosok manusia yang proporsional.

“Selama ini saya memang hanya belajar menggambar lewat YouTube, buku, dan Instagram. Karena itu saya langsung antusias waktu tahu ada workshop ini,” kata Sanet yang sebelumnya berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta.

“Workshop sehari memang sangat singkat, tapi saya akan manfaatkan waktu dengan baik mumpung ketemu orang yang pas untuk belajar,” ujarnya.

Sanet memang tidak sendirian. Itu pula yang jadi alasan desainer Geraldus Sugeng menggelar Workshop Fashion Illustratrion di Hotel Swiss Bellin Manyar Surabaya.

Workshop itu diikuti sekitar delapan orang dengan beragam latar belakang profesi. Pesertanya tak hanya dari Surabaya. Selain Sanet yang dari Banyuwangi, ada pula peserta yang dari Kalimantan, dan bahkan Australia yang khusus datang untuk menimba ilmu dari Geraldus.

“Rata-rata mereka belajar gambar secara otodidak,” ungkap Geraldus Sugeng.

Tak hanya memperdalam ilmu menggambar sosok manusia secara proporsional, dalam workshop tersebut, Geraldus pun berbagi ilmu tentang pemanfaatan peralatan menggambar dan menguasai pemakaian media yang diperlukan.

Selain pensil warna, media yang biasa dipakai oleh fashion illustration diantaranya adalah Marker Copic, dan Pantone. Yang menarik, Geraldus juga memberi solusi ketika ada peralatan yang diperlukan ternyata tidak tersedia.

“Jika kebetulan di saat menggambar tidak tersedia penggaris, saya sampaikan pada mereka bisa menggunakan ruas jari sebagai patokan. Satu jari sama dengan tiga cm,” urainya.

Geraldus mengarahkan ‘murid’nya itu untuk menjadi seorang fashion illustration ketimbang sebagai fashion designer.

“Sebab, fashion designer hanya menguasai cara menggambar. Untuk mewujudkan jadi sebuah baju itu pekerjaan fashion illustration,” tandasnya.

Bidang pekerjaan yang bisa dimasuki seorang fashion illustration pun lebih luas. Disamping di perusahaan yang berkaitan dengan busana, fashion illustration bisa pula mengaplikasikan ilmunya di perusahaan media. –sum

Comments are closed.