iniSURABAYA – Jangan pernah merasa minder meski terlahir berbeda dengan lainnya. Meski berkebutuhan khusus sekalipun, pasti bisa menggapai mimpinya dan bahkan sampai puncak kesuksesan.
Itulah pesan paranormal Roy Kiyoshi saat rilis debut bukunya di Gramedia Toko Buku di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (27/5/2018). “Aku ingin share ke semua orang, seperti seorang indigo, seorang autis, atau siapa pun, harus bisa sukses, bisa menggapai mimpi-mimpi. Kalau kita berusaha, bekerja keras, doa mati-matiaan pasti akan terwujud gak cuma indigo,” begitu ujarnya.
Roy menekankan agar setiap anak, baik yang indigo atau berkebutuhan khusus lainnya agar mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya. “Misal suka menggambar atau lainnya. Tak perlu mendengar komentar miring yang terkesan membully. Hidup ini adalah hidup kita, jadi kita harus tetap melihat ke depan untuk maju,” pesannya.
Dan untuk mewujudkan mimpi itu, lanjut Roy, pihak keluarga harus memberi dukungan sepenuhnya. “Keluarga perlu mensupport anak-anaknya yang berkebutuhan khusus, termasuk anak Indigo,” tegas Roy yang suka membaca dan menulis sejak kecil ini.
Roy berharap buku itu dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak indigo, dan sepenuhnya mendapat dukungan dari keluarganya. “Jangan pernah berhenti bermimpi, dan harus yakin kita bisa menjalaninya,” ucapnya penuh semangat.
Pria yang sukses lewat tayangan ‘Karma’ di layar ANTV ini mengaku buku tersebut berawal dari mimpi. “Setiap sebelum tidur saya suka menulis apa saja yang ingin saya impikan, terlepas soal terkabul atau tidak. Tapi ternyata gambar yang Roy buat untuk punya program TV dan punya buku terkabul,” ucapnya.
Menurut Roy, buku berjudul ‘Indigo: The Story of Roy Kiyoshi’ yang dipersiapkan selama dua bulan itu 100 persen berisi perjalanan hidupnya. Penggemar barang antik ini menguraikan semuanya, termasuk hal yang dia jumpai dalam kehidupan, khususnya sesuatu yang tidak terlihat manusia normal.
Mengenai barang-barang antik yang kini banyak menghiasi rumahnya, dia dapat dari beberapa tempat. “Saya suka hunting ke berbagai daerah yang sempat sayakunjungi, saya sering peroleh barang yang unik dan kadang aneh,” paparnya.
Di buku itu pula dia mengulas sisi lain dari kesehariannya. Misalnya keinginannya makan justru muncul ketika dirinya sedang mengantuk berat. “Saya baru sadar ketika esok harinya saat melihat ada sisa makanan,” ujarnya. dit