Visualisasi Sejarah Buddha di Festival Seni Budaya Buddhist

0
1405

Festival Seni Budaya Buddhist (FSBB) di Surabaya Convention Centre, Pakuwon Mall berlangsung selama sepekan mulai Sabtu (30/6).

iniSURABAYA – Ketika sedang ada di Candi Borobudur, pernahkah kita mencermati relief di candi terbesar di dunia tersebut? Di salah satu sisi kuil Buddha tersebut ternyata ada ukiran Kapal Samuderaraksa.

Kapal tu konon menceritakan tentang kehebatan orang Indonesia yang handal dalam hal kemaritiman, khususnya di bidang pelayaran. Replika Kapal Samuderaraksa ini bisa disaksikan di Festival Seni Budaya Buddhist (FSBB) di Surabaya Convention Centre, Pakuwon Mall.

Even lima tahunan yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Rangsi – Buddhist Education Centre Surabaya ini berlangsung mulai Sabtu (30/6/2018) hingga Minggu (8/7/2018). “Kisah kehebatan orang Indonesia ini tergambar jelas dalam ukiran candi. Karena kehebatan orang Indonesia yang mampu berlayar hingga benua Afrika pada zaman kerajaan Mataram kuno,” tutur Hutomo Wang, Ketua Pelaksana FSBB 2018.

Menurut Hutomo, penyelenggaraan FSBB selalu menekankan unsur edukasi dan menambah wawasan khususnya tentang ajaran Buddha. Hal ini ditekankan mulai soal sejarah dan seni budaya agama Buddha di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya.

“Jadi setiap lima tahun sekali kami adakan festival ini untuk edukasi. Sebelumnya kami juga adakan di beberapa kota antara lain di kota Makassar, Manado dan Jakarta. Ini yang ke empat di Surabaya,” ujar Hutomo.

Menurut Hutomo, FSBB juga memberi informasi tentang kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya budaya agama Buddha. Sejarah peradaban agama Buddha di Indonesia telah memberi warna pada kehidupan bangsa Indonesia hingga saat ini.

“Dan salah satu contohnya adalah keberadaan Candi Borobudur yang telah diakui dunia,” tegas Hutomo.

Pada perhelatan yang mengangkat tema ‘The Way To Happiness’ ini, FSBB menampilkan segala hal yang menyangkut ajaran, sejarah dan kebudayaan agama Buddha beserta kehidupan para penganutnya. Mulai dari replika candi, Pameran Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka dalam berbagai bahasa, Pameran Relik, Workshop Kaligrafi, Workshop Meditasi, serta Replika Kampung Buddhis pada zaman dahulu,

Yang juga menarik adalah tampilan visual dan audio ajaran Buddha yang dikemas secara menarik dengan teknologi modern. “Tahun ini lebih menarik, karena visualisasinya memakai video mapping. Jadi gambarnya bisa gerak menceritakan sejarah Buddha,” urainya.

Visualisasi tersebut, lanjut Hutomo, diharapkan bisa membuat pengunjung yang berasal dari berbagai latar belakang usia, keyakinan, dan bangsa ini lebih mudah memahami sejarah Buddha. Selain itu, ada pula pameran kegiatan organisasi dan komunitas Buddhis, bursa makanan vegetarian dan stan komersil yang menawarkan berbagai produk dan suvenir. dit

Comments are closed.