iniSURABAYA – Surabaya hadir sejak abad ke-16? Berdasar catatan sejarah, di masa itu Surabaya memang sebuah kadipaten yang telah menjalankan fungsi ideologis, administratif, politik, dan ekonomi secara dominan dibanding deaerah lain di sekitarnya.
Penataan tata kota diperlakukan selayaknya sebuah organisme hidup sesuai pola kosmologi Jawa sehingga mencetak perkampungan dengan posisi yang disesuaikan berdasarkan fungsi serta aktivitas penduduk yang menghuninya.
Di tahun 1625 Mataram melakukan serangkaian serangan ke Surabaya, dan lebih dari satu abad kemudian, Belanda mengambil alih kekuasaan Surabaya dari Mataram setelah adanya perjanjian politik dengan Pakubuwono II pada tahun 1743.
Kondisi inilah yang kemudian memicu terjadinya perubahan struktur perkampungan dan hilangnya bukti arkeologis keraton secara berangsur-angsur. Padahal sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki keunikan, yaitu perkampungan justru menjadi bagian penting dari eksistensi kota.
Denyut kehidupan Surabaya ditengarai bermula dari sepanjang Kalimas, seperti tercantum pada peta abad ke-9 yang menunjukkan adanya pelabuhan kuno bernama Dadungan di hilir Kalimas. Eksistensi Surabaya sebagai sebuah wilayah otonom ini diperkuat dengan penyebutan kata çurabhaya yang berlokasi ujung Utara Jawa Timur pada Prasasti Trowulan 1 dan Prasasti Canggu.
Berniat menyusuri kampung Surabaya? Surabaya Heritage Track (SHT) kali ini mengemas program tematik tur ‘Napak Tilas Kampung Keraton’. Melalui program yang diadakan selama hampir sebulan mulai tanggal 13 Desember 2018 hingga 16 Januari 2019 ini trackers diajak untuk menelusuri sejarah kampung pada masa keraton Surabaya dengan mengunjungi tempat bersejarah terkait, yakni Kampung Keraton, Kampung Bubutan, dan Kampung Lawas Maspati.
“Tur Tematik ‘Napak Tilas Kampung Keraton’ bisa dinikmati setiap hari Jumat sampai Minggu (14/12/2018) sampai 16 Januari 2019, pukul 15.00–16.30,” kata Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna. dit
Adapun titik pemberhentian bus SHT adalah sebagai berikut:
- Kampung Keraton
Terletak di antara Jl Pahlawan dan Jl Kramat Gantung, area Kampung Keraton inilah yang dipercaya sebagai pusat pemerintahan Kadipaten Surabaya dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Kawasan ini sekarang terdiri dari empat gang yang rata-rata lebarnya hanya dua hingga tiga meter.
Hal yang bisa dilihat di sini hanya sisa bangunan peninggalan kolonial Belanda. Kampung Keraton saat ini adalah salah satu areal perdagangan yang ramai di Surabaya, terutama di Jl Kramat Gantung. - Kampung Bubutan
Dari istilah penamaan kampung, diyakini bahwa area ini merupakan daerah yang ditempati oleh para tumenggung (KBBI: sebutan untuk bupati). Temanggungan merupakan salah satu dari area ring keraton yang penting karena dulunya area ini ditinggali para bangsawan keraton yang menjabat sebagai bupati. - Kampung Lawas Maspati
Wilayah Maspati dulunya dijadikan sebagai perumahan para pejabat krusial, yakni para patih untuk urusan kerajaan. Saat ini, Kampung Lawas Maspati merupakan destinasi wisata kampung yang ada di Surabaya. Mengandalkan terjaganya kearifan lokal sebagai daya tarik, kampung ini memperoleh banyak penghargaan internasional seperti dari Friendship Force International yang mempunyai misi untuk meningkatkan hubungan interkultural internasional.