
iniSURABAYA – Menjadi barista ternyata tidak sekadar menuang kopi dan menyajikannya. Ada keterampilan khusus yang harus dikuasai dan bahkan ada ujian untuk mencapai level tertentu.
Audisi Silver Barista 2018 yang diadakan di Coffee Toffee Jx International Surabaya, Rabu (12/12/2018) merupakan ajang yang diadakan sebagai wadah meningkatkan kualitas individu para barista lokal di Jawa Timur.
Hanya para barista yang telah berkiprah selama kurang lebih satu tahun serta yang telah lulus uji Basic tigalah yang dapat berkompetisi dalam audisi ini.
Dalam kompetisi ini barista tidak hanya diharuskan bisa menyajikan kopi sesuai standar yang ditetapkan, melainkan juga dituntut untuk komunikatif dan memiliki pengetahuan lebih tentang kopi.
Selain itu ketepatan menggunakan alat, kerapian penyajian serta kebersihan mesin kopi dan tempat penyajian turut menjadi poin penting dalam penilaian.
Kompetisi tahunan yang sudah digelar sejak 2012 tersebut, pihak penyelenggara selalu menghadirkan juri-juri berpengalaman di bidang kopi serta dalam audisi-audisi barista serupa.
“Karena kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan skill para barista, maka segala aturan mengacu pada asosiasi IBC (IndonesiaBarista Competition), dan WBC (World Barista Competition),” ujar Odi Anindito, Managing Director Coffee Toffee.
Dalam upayanya tersebut, Odi menggadeng Rollas Cafe dan Liberica untuk turut menjadi juri dalam kompetisi.
Sependapat dengan Odi, Otong, Manager Marcom Rollas Cafe menegaskan bahwa barista memegang peran penting di bisnis kopi, “Skill peracikan sangat tergantung pada manusia. Jadi kompetisi ini sangat penting untuk menjadi tolak ukur kemampuan para barista,” ujarnya.
Bagi para barista yang lolos audisi nantinya mendapatkan atribut pin yang harus dipertahankan dengan cara mengikuti audisi serupa secara berkala. “Proses inilah yang kami sebut dengan kalibrasi, karena skill yang mereka miliki tidak bertahan selamanya jika tidak dipergunakan atau diasah secara terus menerus. Maka dari itu perlu adanya tes ulang secara berkala,” imbuh Odi.
Berbicara mengenai skill, Zainal, Manager Liberica CoffeeJakarta turut berbagi pengalamannya selama menjuri di ajang serupa di Jakarta. Menurut Zainal, mayoritas kelemahan barista asal Jawa Timur berada pada mental bertanding.
“Saya rasa kalau skill membuat kopi semua barista sama. Tetapi tingkat kepercayaan diri mereka kurang,” ujar Zainal.
Pria yang akrab dipanggil Zai tersebut menambahkan,”Semogadi Jatim bisa mencontoh Jakarta atau Bandung yang setiap triwulan mengadakan kompetisi untuk para barista. Dengan jam terbang yang tinggi, maka otomatis tingkat percaya diri juga bertambah.”
Harapan Zainal tersebut diamini oleh Otong. Ia menambahkan, RollasCafe yang bekerjasama secara langsung dengan PTPN XII tahun depan berencana menggandeng stakeholder lebih besar untuk mendukung pengadaan audisi untuk barista di jenjang yang lebih tinggi.”Diantaranya kami ingin mengajak Dinas Perkebunan Jawa TImur dan Bank BUMN yang memang mempunyai budget untuk mendukung ekonomi kreatif coffee shop,” tandasnya. sum