
iniSURABAYA.com – Jika ingin menyimak salah satu karya Hanung Bramantyo di luar perannya sebagai sutradara, jangan lewatkan film ‘Mekah I’m Coming’ yang resmi tayang di seluruh bioskop Tanah Air pada Kamis (5/3/2020) lalu.
Film berdurasi sekitar 93 menit ini naskah dan sutradaranya dipercayakan kepada Jeihan Angga. Fillm produksi MD Pictures dan Dapur Film ini jadi spesial karena merupakan film terakhir yang dibintangi Ria Irawan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya 6 Januari 2020.
‘Mekah I’m Coming’ tayang perdana (World Premiere ) di Jogja NETPAC – Asian Film Festival 2019 dalam program Indonesian Screen Award pada tanggal 21 November 2019.
“Selama saya membuat film pendek, film yang saya buat tidak pernah lepas dari lelucon,” ungkap Jeihan Angga.
Dia menambahkan,”Hidup di Indonesia itu sudah susah, sedikit senangnya banyak beratnya. Makanya, saya selalu ngasih tontonan yang bikin orang ketawa biar hidupnya dibawa senang. Termasuk saat membuat film Mekah I’m Coming, cita cita saya cuma satu, bikin orang ketawa.”
Diakui Jeihan,
persoalan agama, terlebih Islam belakangan semakin sensitif. “Lewat film ini
saya ingin membuka wacana baru, membuka pemikiran baru, dan menawarkan sikap
hidup beragama tanpa menggurui,” tegasnya.
Jeihan menekankan, masyarakat Indonesia harus lebih lentur dalam menghadapi persoalan yang bersinggungan dengan agama dan lebih bisa saling menjaga harga diri setiap pemeluknya, satu sama lain.
“Santai aja dan jangan lupa ketawa,” begitu pesan Jeihan yang sukses lewat sejumlah film pendek macam ‘Gara-Gara’, ‘On The Way’, ‘Ambyar’, dan ‘Neng Kene Aku Ngenteni Kowe’.
Film ini mengisahkan hubungan Eddy (Rizky Nazar) dan Eni (Michelle Ziudith) yang terancam kandas, lantaran Eni akan dijodohkan dengan saudagar kaya bernama Pietoyo (Dwi Sasono).
Berkat saran dari ibunya (Ria Irawan), Eddy berhasil merayu orang tua Eni, Pak Soleh (Totos Rasiti) dengan mengatakan akan berangkat Haji Tahun ini. Faktanya, untuk mendapatkan kuota visa haji resmi, Eddy diharuskan mengantri selama 10 tahun.
Saat
Eddy galau setengah mati, hidayah datang menghampiri. Eddy tertarik mengambil
jalur kilat dari Agen Travel Haji yang sangat menjanjikan, dan dengan percaya
diri dia menjual bengkel turun-temurun tempat ia mengais rejeki.
Seluruh desa bersuka cita melepas kepergian Eddy berangkat ke Tanah Suci. Sesampainya di Jakarta untuk transit, Eddy baru menyadari ternyata dia ditipu Agen Travel Haji abal-abal.
Dalam kebimbangannya, Eddy harus menyembunyikan hal ini dari siapapun, lalu pura-pura naik haji. Eddy menunggu waktu yang tepat untuk pulang kampung, agar terlihat seperti benar-benar naik haji dan bisa segera menikahi Eni. dit