Bantu Petani Beri Nilai Tambah Pada Legen, ITS Kenalkan Pembuatan Nata Berbahan Dasar Legen

0
633
Penyerahan seperangkat alat pembuatan nata berbasis legen dari tim Abmas ITS kepada mitra APLAH usai memberikan pelatihan.

iniSURABAYA.com – Legen difermentasi jadi nata? Inilah kreasi tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) saat melakukan pendampingan ke petani legen di Gresik.

Legen, minuman legendaris yang terbuat dari pohon siwalan ini banyak ditemukan di sekitar wilayah Hendrosari, Gresik. “Bila dalam pembuatan legen tidak diolah dengan baik, maka dalam waktu kurang lebih 24 jam legen berubah menjadi tuak,” ungkap Dr Lailatul Qadariyah ST MT, Ketua Tim Abmas.

Menurut perempuan yang akrab disapa Arin ini, olahan nata dari legen itu diracik setelah mendapat informasi dari Hardi Sunaryo, perwakilan Asosiasi Petani Legen Hendrosari (Aplah) bahwa legen memiliki komposisi yang hampir sama dengan air kelapa tua.

Berdasar informasi tersebut disimpulkan legen sangat mungkin dapat dimanfaatkan menjadi nata dengan melakukan fermentasi.   

Sebagai minuman tradisional asal Gresik, legen memang memiliki potensi daya jual tinggi. Maka pembuatan nata dengan bahan dasar legen bisa meningkatkan harga jual legen sebagai produk yang bernilai ekonomis dan halal.

Tim Abmas ITS dari Departemen Teknik Kimia ini kemudian melakukan sosialisasi pembuatan nata berbahan dasar legen kepada para petani legen di Gresik.

“Hal ini guna meningkatkan pemanfaatan legen sebagai produk bernilai ekonomis tinggi menjadi Nata de Legen,” ungkapnya.

Sebelum melakukan pendampingan langsung, tim melakukan pembuatan Nata de Legen terlebih dahulu. Hal ini diawali dengan membeli starter Acetobacter xylinum dari Laboratorium Mikrobiologi Unair.

Tim abmas ITS lalu melakukan pembuatan nata dengan bahan dasar legen di Laboratorium Pengolahan Limbah Industri, Departemen Teknik Kimia ITS.

Selanjutnya dilakukan acara pendampingan pada mitra para petani legen di Desa Hendrosari, Gresik dalam pembuatan Nata de Legen. Pendampingan kepada mitra ini dilakukan secara hybrid, yaitu luring dan daring.

Dalam pendampingan luring itu ada beberapa dosen dan mahasiswa yang langsung hadir di Gresik. “Sedangkan daring dilakukan melalui aplikasi zoom jika ada yang tidak bisa berangkat ke Gresik,” ujar dosen Departemen Teknik Kimia ini.

Arin menyatakan bahwa legen yang dihasilkan nantinya bisa diamati hingga dua minggu berikutnya. Selain itu, agar mitra yang merupakan asosiasi petani legen Hendrosari bisa membuat nata sendiri, maka diadakan pendampingan pembuatan starter Acetobacter xylinum.

“Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan starter nata berbahan dasar legen,” paparnya.

Arin menyatakan, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan melakukan uji klinis terhadap hasil nata dan pengajuan sertifikasi halal terhadap produk nata hasil buatan petani legen.

Harapannya adalah agar mitra dapat mandiri dalam membuat nata sehingga harga produksi pembuatan nata menjadi rendah. “Selain itu juga memberikan profit yang signifikan bagi petani legen,” pungkasnya.  ana

Comments are closed.