Karya Dua Musisi Muda Indonesia Ini Dimainkan Musisi Prancis, Begini Komentar Mereka

0
1123

Musisi Ensemble Multilaterale memainkan musik kontemporer di Grand Ballroom Sheraton, Surabaya, Jumat (19/5).

iniSURABAYA – Enam musisi Prancis yang tergabung dalam Ensemble Multilaterale sukses menampilkan permainan terbaik mereka lewat konser yang disajikan di Grand Ballroom Sheraton Surabaya, Jumat (19/5).

Malam itu mereka membawakan tujuh komposisi pilihan, empat diantaranya adalah karya komponis dan musisi Indonesia.

Selain membawakan komposisi Francesco Filidei berjudul Funerall dell’anarchico Serantini (2006), Raphael Cendo bertajuk Rokh 1 (2011-2012), dan D’un reve parti karya Bruno Mantovani (1999), Ensemble Multilaterale juga memainkan dua karya komponis legendaris Indonesia, Slamet Abdul Sjukur, yaitu Svara (1996), dan The Source, Where the Sound Returns (1999).

Pertunjukan musik malam itu jadi kian istimewa ketika Ensemble Multilaterale membawakan Counter Noise (2017) karya Muhammad Arham Aryadi, dan The Love Awakened (2017) ciptaan Matius Shan Boone.

Dua komposisi itu merupakan karya pilihan juri dalam Sayembara Komposisi Musik Kontemporer yang digelar IFI bersama Pertemuan Musik, dan Ensemble Multilaterale bulan Oktober 2016.

Matius sendiri mengaku bangga karyanya bisa terpilih dan dimainkan oleh Ensemble Multilaterale. “Saya telah memimpikan karya saya dapat dipublikasikan oleh Universal Edition melalui Kompetisi Mauricio Kagel sejak lama. Dan mimpi itu terwujud. Kemenangan ini jadi semacam penerimaan bahwa karya saya dapat memberi sumbangan kecil bagi dunia maupun bagi negara saya,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Arham Aryadi menyatakan,”Inspirasi dalam berkarya datang dari estetika sehari-hari, terutama dari kota Jakarta yang urban dengan keanekaragaman harmoni. Namun secara akademis, saya mendapat inspirasi dari guru musik elektronik, Otto Sidharta, dan guru musik gamelan, Prof Sri Hastanto.”

Sebagai komposer, menurut Arham, tantangan terbesar adalah konsistensi dan eksistensi dalam berkarya. “Saat ini saya tertantang untuk tetap fokus terhadap pencapaian dalam berkarya, khususnya pada pilihan saya untuk mengembangkan spasiala bunyi dengan media gamelan sebagai perwujudan bunyi,” begitu tegasnya.

Ensemble Multilaterale sebelumnya sudah tampil di Jakarta (15/5). Tur mereka di Indonesia diakhiri di Yogyakarta pada Senin (22/5). –sum

Comments are closed.