iniSURABAYA – Prilly Latuconsina tampaknya ingin total mencurahkan kemampuannya di bidang tulis menulis.
Karena itu, dia berusaha keras untuk belajar menulis dengan baik agar buku kedua berjudul ‘Fatamorgana’ bisa jadi seperti keinginannya.
Agar buku kedua itu sempurna, Prilly langsung menyerahkan setiap tulisannya ke tim yang selanjutnya mengoreksi untuk kemudian dia perbaiki sesuai arahan tim-nya.
Prilly juga banyak melakukan diskusi dengan Pidi Baiq, penulis novel Dilan.
“Aku sangat suka novel Dilan, dan kebetulan yang menawari untuk membuat buku kumpulan puisi adalah Ayah Pidi Baiq,” ungkapnya.
Ditekankan Prilly, Pidi Baiq pula yang membuat ilustrasi untuk buku kumpulan puisi ‘5 Detik dan Rasa Rindu.
“Ayah Pidi Baiq memang jadi tempat aku diskusi, ‘Ini harus gimana menulisnya yang baik,Yah?” kata Prilly mengutip ucapannya pada Pidi Baiq.
Buku ‘Fatamorgana’ ini akan melengkapi buku kumpulan puisi berjudul ‘5 Detik dan Rasa Rindu’ yang baru saja dia launching. Ada sekitar 100 puisi yang mengisi buku yang dipajang di Gramedia tersebut.
Pembuatan buku kedua ini diakui Prilly diharapkan bisa membuat penggemarnya bisa punya gambaran ketika nanti buku kumpulan puisinya itu diangkat jadi film.
“Karena banyak yang bingung, kok bisa puisi jadi sebuah film. Maka akan tulis buku kedua itu,” tuturnya.
Lebih jauh, Prilly memaparkan, buku ‘Fatamorgana’ itu lebih banyak bertutur tentang karakter cowok yang ada dalam buku kumpulan puisi ‘5 Detik dan Rasa Rindu’.
“Aku akan ceritakan peristiwa by peristiwa yang terjadi dalam puisi sehingga orang akan bisa membayangkan akan seperti apa filmnya nanti,” urainya.
Proses pembuatan film ‘5 Detik dan Rasa Rindu’ ini akan dilakukan akhir tahun 2017. Pihak MD Entertainment sudah memastikan bakal memproduseri pembuatan film tersebut.
“Kebetulan Om Manoj Punjabi sangat tertarik pada buku ini,” kata Prilly. –sum