8 Tahun Berdiri Indigo Lakukan Rebranding, Ini Wujud Barunya

Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Tbk

iniSURABAYA.com | JAKARTA – Berdasarkan data ‘Economy Southeast Asia (SEA) 2020’ yang dirilis Temasek, Google, dan Bain & Company, setidaknya terdapat 40 juta jiwa jumlah pengguna internet baru di Asia Tenggara tahun 2020 akibatpandemi Covid-19.

Sebanyak 39 persen diantaranya berasal dari Indonesia yang membuat bangsa kita menjadi target pasar utama bagi para startup di Asia Tenggara.

Bacaan Lainnya

Namun, Indonesia bukan sekedar target market. Pada tahun 2021 ini, geliat ekonomi digital Indonesia menunjukkan arah yang positif ditandai dengan mergernya GoJek dan Tokopedia yang menghasilkan valuasi terbesar di Asia Tenggara sebesar USD 18 miliar (sekitar Rp 572 triliun).

Selanjutnya Bukalapak menjadi startup unicorn pertama di Asia Tenggara yang melakukan Initial Public Offering (IPO). Bahkan startup alumni Indigo, yaitu Payfazz (batch 2-2016), membentuk Fazz Financial Group (FFG) setelah mengakuisisi Xfers (startup payment gateway asal Singapura).

Melalui layanan FFG ini bisa memudahkan transaksi antar-negara bagi mereka yang tidak memiliki akun bank (unbanked), dan layanan inklusi keuangan ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara.

Merespons perubahan positif tersebut, PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang konsisten mendorong pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia melalui program inkubasi/akselerasi Indigo, melakukan rebranding Indigo untuk menjawab tantangan perubahan untuk mempercepat perkembangan ekosistem startup dan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Dengan mengusung tagline baru setelah rebranding ini yaitu #TransformNation (sebelumnya #DigitalizingIndonesia), Indigo memiliki misi untuk mencari ide-ide digital kreatif karya anak negeri di berbagai daerah yang bisa mengubah bangsa (to transform nation).

Indigo berkeyakinan bahwa ide-ide tersebut tersebar di penjuru negeri yang bisa menetas berupa solusi untuk bangsa selama kami merawatnya (nurturing) sedemikian rupa.

Untuk mewujudkan misi itu, Indigo menyediakan inkubasi/akselerasi startup yang lengkap dengan program pengembangan startup end-to-end yang dimulai dengan kegiatan nurturing creativity di tahapan pre-startup, inkubasi/akselerasi startup hingga pada program sinergi bisnis dan investasi lanjutan atau follow-on-funding.

Program inkubasi/akselerasi startup digital Indigo ini pertama kali diadakan pada tahun 2013 dan secara konsisten Indigo melaksanakan startup batch intake sebanyak dua kali setiap tahunnya.

“Proses rebranding Indigo merupakan respons PT Telkom Indonesia untuk menyesuaikan dengan perubahan dalam menjalankan program inkubasi dan akselerasi startup digital di era ‘New Normal’ akibat pandemi Covid-19,” ungkap Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Tbk.

Fajrin Rasyid menambahkan, kebaruan dari proses rebranding bukan hanya secara internal dalam hal pengelolaan program inkubasinya, melainkan juga meluncurkan inisiatif secara eksternal yang besar harapannya bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital yang nyata bagi Indonesia.

Selama delapan tahun menjalankan program inkubasi/akselerasi startup digital, Indigo telah membina 52.276 talenta digital yang tersebar di 17 IndigoSpace –dahulu bernama ‘Digital Innovation Lounge’ [DILo]— di seluruh Indonesia.

Indigo juga sudah membina 194 startup dari 15 jenis industri. Dari 194 startup tersebut, terdapat 91 startup alumni yang masih aktif menjalankan bisnisnya di pasar domestik maupun internasional, 28 startup yang saat ini berada dalam program inkubasi/akselerasi, dan 75 startup gagal.

Selain itu terdapat 24 startup Indigo yang telah memperoleh investasi lanjutan dari berbagai Venture Capital (VC) serta Investor dalam dan luar negeri. Bahkan pada tanggal 8 September 2021, RUN System (startup Indigo tahun 2014) akan menjadi startup alumni Indigo pertama yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (IDX) dengan melakukan IPO menggunakan kode saham RUNS.

Selama satu windu menjalankan program inkubasi, startup Indigo telah berkontribusi dalam mendigitalisasi Indonesia di berbagai sektor seperti Smart City, Commerce, Financial, Small Medium Enterprise, Education, Logistic, Health, dan Enterprise dimana beberapa kontribusi ini terwujud melalui kolaborasi bersama Telkom Group.

Kolaborasi lain dalam mendukung tumbuhnya ekosistem startup di Indonesia juga Indigo lakukan melalui kerjasamanya antara lain dengan berbagai instansi pemerintah (termasuk kementerian dan pemerintah daerah), perguruan tinggi, serta komunitas startup.

Pada tahun 2019 Indigo mengembangkan program inkubasi khusus bagi startup game bernama IndigoGame –dahulu bernama ‘Indigo Game Startup Incubation’ [IGSI].

IndigoGame yang memasuki batch ke-4 ini bertujuan meningkatkan market share konten game yang potensinya masih sangat besar untuk dikembangkan para digital creative di Indonesia.

Dari 30 startup game yang mengikuti IndigoGame sejak tahun 2019 itu, beberapa diantaranya bahkan menarik minat sejumlah publisher global untuk melakukan publishing game asal Indonesia ini.

Adapun kebaruan yang Indigo kembangkan melalui kegiatan rebranding ini adalah sebagai berikut:

  1. Perubahan nama Indigo Creative Nation sebagai program inkubasi/akselerasi startup digital  milik PT Telkom Indonesia berubah menjadi Indigo.
  2. Digital Innovation Lounge (DILo) sebagai creative camp milik Indigo yang menjalankan program pembinaan talenta digital di 17 kota di Indonesia memiliki nama baru yaitu IndigoSpace.
  3. Perubahan nama Digital Valley (DiVa) sebagai creative center milik Indigo tempat para founder startup binaan Indigo beraktivitas yang tersebar di 4 kota di Indonesia (Bandung, Jogja, Jakarta, dan Makassar) menjadi IndigoHub.
  4. Perubahan mekanisme startup batch intake, yang diadakan dua kali dalam setahun, dengan melaksanakan kegiatan bootcamp terlebih dahulu bersama para startup mentor yang handal untuk meningkatkan kualitas dan penajaman rencana bisnis startup.
  5. Peluncuran komunitas resmi Indigo bagi para startup enthusiast untuk saling memberikan dukungan dan kolaborasi satu sama lain yang diberi nama Indigo Connect.
  6. Peluncuran media pembelajaran online yang dapat diakses oleh anggota Indigo Connect yang berisi materi-materi best practice di industri startup digital dengan nama Indigo Academy.

Pada bulan September 2021 ini, Indigo akan membuka kembali Indigo startup intake batch 2-2021. Startup yang berhasil lolos dalam seleksi akan mengikuti program inkubasi/akselerasi dengan berbagai fasilitas yang mendukung perkembangan startup.

Fasilitas yang didapatkan adalah program mentorship yang diberikan oleh para mentor ahli di bidang startup dan digital business, startup funding, peluang fund raising kepada para investor dan venture capital, pemanfaatan platform digital Telkom Group dan networking, serta kolaborasi dengan sesama startup Indigo untuk mempercepat pengembangn produk startup.

Disamping itu, startup yang mengikuti program inkubasi/akselerasi berkesempatan mendapatkan dukungan market access untuk scaling-up bisnis digital yang dikembangkan.

Beberapa contoh startup sukses yang diinkubasi dan diakselerasi di program Indigo selain RUN System yang akan melakukan IPO dalam waktu dekat antara lain PrivyID (aplikasi tanda tangan digital), IZY (penyedia mobile concierge), Verihubs (penyedia layanan verifikasi data berbasis Artificial Intelligence [AI], Nodeflux (aplikasi video analytic berbasis AI), Muslim Life (platform edukasi keluarga muslim), Opsigo (online booking platform dan Corporate Travel Management), Goers (online ticketing system), Osman (aplikasi penunjang bisnis kegiatan BUMDES), OnTruck (platform logistic on-demand), dan Bahaso (platform e-learning bahasa asing). wid

Pos terkait