iniSURABAYA.com – ‘Bobot, bibit, dan bebet’, kriteria yang digunakan masyarakat Jawa untuk memilih pasangan hidup ternyata punya makna penting bagi mereka yang akan melanjutkan hubungan ke tahap pernikahan.
Sebab, mereka yang akan menikah tak lepas dari orientasi seksual dan ingin memiliki keturunan. “Ingin memiliki keturunan itu naluri alamiah setiap pasangan yang akan menikah. Tetapi, yang penting (anak) lahir, lahir menangis, atau lahir berkualitas?” begitu dr Muhamad Fachry SpOG membuka sesi Healthy Talk yang diadakan di Karita Pusat Busana Muslim Surabaya, Sabtu (16/11/2024).
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSIA Kendangsari Surabaya ini menyatakan, selama ini pasangan suami istri hanya menginginkan anaknya lahir dengan fisik sempurna. “Artinya tanpa cacat anggota tubuh,” tegasnya.
Menurut dr Fachry, jika hanya ingin anak sehat fisik, pengaruhnya memang pada genetik orang tua. “Juga asupan nutrisi, vitamin, mineral selama kehamilan,” urainya.
Padahal, lanjut dr Fachry, ada hal lain yang tak kalah penting terkait masa depan anak, yaitu intelektual dan akhlak. “Jadi tak cukup suami ganteng dan istri cantik,” tegasnya.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini menekankan, bila selama hamil istri mengalami stres, tentu akan berpengaruh pada proses pembentukan dan perkembangan otak janin.