
Liangga Sindu Bastian, owner Babah Hoi racik sendiri menu lontong mie tanpa petis yang khas dan favorit para penikmat kuliner.
Kegigihan mereka pun membuahkan hasil. Meski sempat berhenti jualan selama tiga bulan saat pandemi Covid-19, masakan khas Babah Hoi ini makin dikenal warga Surabaya.
Harga pun disesuaikan dari awalnya Rp10.000 sekarang jadi Rp18.000 per-porsi.
“Di awal jualan saya juga pernah kasih jaminan ‘kalau gak enak uang kembali’. Artinya kalau ada komplain rasanya tidak enak, mereka tidak usah bayar!” tandasnya.
Faktanya, konsumen terus mengalir di gerainya, baik yang di Jl Kapas Krampung, maupun yang di Royal Plaza dan BG Junction. “Masing-masing punya pelanggan sendiri-sendiri. Bahkan saat kami buka open PO, ada konsumen dari Surabaya Barat,” paparnya.
Menjaga cita rasa agar tetap nikmat, kata Angga, bukan hal mudah. “Agar tetap nikmat, intinya ada di bahan baku. Untuk kunir misalnya, jika jenisnya beda, bisa bikin rasa berbeda pula. Begitu cambah. Kalau cambahnya kurus, kandungan airnya kurang dan akan mempengaruhi rasa,” urainya.

















